Seni Dekoratif Ornamen pada Tikar Biak

  

tikar suku biak
Tikar Motif teluk Cenderawasih

Pada bagian ini, kita akan belajar sedikit tentang jenis-jenis tikar yang sejak dulu digunakan oleh suku Biak Numfor. Kehidupan orang Biak-Numfor di masa lampau, sangat erat kaitannya dengan tikar. Tikar merupakan barang mewah yang hadir dalam kehidupan sosial dan adat istiadat orang Biak Numfor. Pada acara-acara adat atau pesta adat tikar merupakan bagian dari berbagai upacara adat dan keseharian orang Biak. 

Pada waktu sebuah acara pernikahan diselenggarakan, yakni pada hari pengingatan perkawinan pengantin wanita akan duduk di atas sebuah tikar khusus yang biasanya hanya digunakan untuk pesta perkawinan. Tikar khusus pada acara perkawinan di desain khusus dengan bentuk ornamen yang sangat modis dan cantik. 

Beitupula pada waktu proses pembungkusan atau mengemasi orang mati (mayat), orang Biak Numfor mengenalnya dengan istilah spanggun bemarya. "Sekarang orang menggunakan peti, dan sebelumnya apa yang dinamakan abai: kano atau batang pohon, tetapi pada zaman dahulu orang membungkus mayat itu dengan tikar. Untuk itu dipakai empat lapisan tikar. Yang paling dalam, yaitu yang langsung membungkus tubuh itu, terdiri atas selembar tikar pandan dari jenis yang terbaik, yang diberi hiasan-hiasan yang berseni. Tikar paling luar putih warnanya." (Kamma, 1981:297) 

Pada masa kini tradisi menggunakan tikar pada waktu seseorang meninggal masih bisa dijumpai, meski kebanyakan orang sudah menggunakan tikar buatan moderen. Selain itu, pada apa yang disebut wor mon, sebuah upacara yang dilakukan sang dukun untuk menyembuhkan orang dari penyakit akan menggunakan sebuah tikar dalam pengobatannya. Kini, sudah tidak ada lagi prosesi menggunakan tikar dalam pengobatan seperti yang dilakukan oleh seorang mon. 

Seni anyaman dan motif-motif atau pola pada tikar suku Biak juga sangat manawan dengan berbagai nuansa corak yang berselimuti dengan motif-motif ukiran. Ada beragam pola hias di dalam anyaman tikar suku Biak. Dalam bahasa Biak, tikar disebut "yar", menurut beberapa orang tikar suku Biak itu ada banyak jenisnya sesuai pola atau motif pada tikar. 

Beberapa jenis-jenis tikar suku Biak yang terdokumentasi dalam catatan Belanda yaitu: 

1. Yar Befeyek 

2. Yar Besam 

3. Yar Besuser 

4. Yar Beyaur 

5. Yar Bukyere 

6. Yar Buraka 

7. Yar Ikawan 

8. Yar Inamber 

9. Yar Ingganan 

10. Yar Insanmon 

11. Yar Intobaya 

12. Yar Inumpaiyer 

13. Yar Inworuk 

14. Yar Kafurun 

15. Yar Kamon 

16. Yar Kewis 

17. Yar Krodon 

18. Yar Maf Sobersia

19. Yar Maf 

20. Yar Masirew

Dari dua puluh jenis bentuk dan nama-nama tikar diatas, masih ada beberapa jenis-jenis yang hilang atau tidak terdokumentasikan. Sayangnya, tidak ada info dari setiap jenis-jenis tikar diatas tentang bentuk dan fungsi-fungsinya. Yar atau Tikar pada masa lalu menjadi barang dagangan yang diminati banyak orang, khususnya pada wilayah teluk Cenderawasih. Karena desain motif yang indah dan elegan, serta memiliki nilai filosofi dan adat sehingga membuat tikar menjadi barang mahal dan sangat disenangi. 

Tradisi pembuatan tikar ini telah pudar bersama jenis-jenis berserta motif-motifnya. Kini, sudah tidak ditemukan lagi cara pembuatan motif desain seperti pada masa-masa lalu. Rata-rata pembuatan tikar masa kini tidak lagi memiliki motif-motif  berornamen. Berbagai jenis dan bentuk tikar suku Biak yang dahulu dikembangkan oleh leluhur suku Biak, kini tinggal nama.  

Ya, tikar merupakan suatu barang antik dan sangat bernilai di masa lalu. Manfaat tikar bukan saja sebagai sebuah benda budaya. Tap, telah menunjang keberlangsungan hidup manusia Biak dalam berbagai kegiatannya sehari-hari. Pembuatan yar hingga kini masih ada meskipun tidak seindah karya leluhur. 

Kalau Anda datang ke kampung-kampung di Biak, Numfor, Raja Ampat dan tempat di mana terdapat persebaran orang-orang Biak berada. Anda masih akan menemukan pembuatan tikar tradisional.

Post a Comment