Demianus Wariap Kurni Seniman Papua

 

Potret Demmy Kurni


SOSOK Seniman budayawan Papua asal Biak, Papua Demmy Kurni memiliki bakat seni yang mengalir dalam tubuhnya. Dia pandai bernyanyi, melukis, mengukir dan aktif sejak remaja dalam dunia seni hingga hijrah ke negeri Belanda. Nama lengkapnya Demianus Wariap Kurni (Biak, -Belanda, 20 Juni 2021), lahir di kampung Manduser,  Bosnik, Biak Timur,  dan menghabiskan masa kecilnya di sana. Nama tanah "Wariap" merupakan nama dari kakek buyut Demmy yang konon merupakan seorang pelaut ulung yang hidup pada tahun 1800-an. 

Pada zaman Belanda, Demmy masuk sekolah Opleiding voor Dorps Ondetwijzer (ODO) Mansurbabo Biak 1961 - 1963. 
Dem Kurni sering dikenal oleh teman-temannya dengan nama julukan Dewani (Demmy Wariap Kurni) dia merupakan guru seni drama dan tari. Berbeda di kampung halamannya di Bosnik, orang-orang memaminggalnya dengan sebutan Kude (Kurni Demmy). 

Ayah Demmy bernama Yermias A. Kurni adalah seorang penyanyi tempo dulu lagu tradisional wor dengan suara merdunya, Yermias Kurni juga merupakan seorang pemerhati sejarah-sejarah keret di kampungnya. Demmy mendapat pengetahuan dan pelatihan bernyanyi wor tradisional langsung dari sang Ayah semasa kecil. 

Dalam salah satu rekaman Arnold Ap dan Demmy Kurni pada 1970-an. Arnold Ap mengatakan, "Ayah Demmy, Yermias adalah seorang penyanyi yang suaranya sangat merdu". Tak heran, Demmy mewarisi suara merdu dari sang Ayah. Bakat melukis dan mengukir sudah ada dalam dirinya sejak kecil. Di Serui, waktu masih menjadi seorang guru, Demmy Kurni, terkenal sebagai seorang pelukis. 

Seorang Novelis Papua, Alex Runggeary menulis, "Demianus Kurni dikenal sehari-hari dengan Demi Kurni. Banyak dari kita tidak mengenal nama ini. Ia adalah pelopor pelukis aliran natural di Papua. Andai saja gedung kesenian jayapura mengangkat dan merekam jejak para seniman, saya berharap nama Demi dapat menghiasi lembaran sejarah seni lukis Papua. Di kala itu di Lembah Rerami, masih hijau berseri. Burung Cenderawasih bebas melintas di sana dari gunung yang satu ke lainnya. Demi mengangkat tema ini dan mengisi seluruh dinding ruang makan ODO Serui. Ukuran 9 x 3,5 meter. Walau mungkin ia berbeda haluan politik, tetapi seni adalah harta kemanusiaan. Tidak membedakan siapa pun dia."—Alex Runggeary, (halaman facebook 5/10/19)


Lukisan ukiran Byak karya D. Kurni


Selain menjadi guru seni, ia pelukis aliran natural, Dem juga merupakan salah satu anggota pendiri Grup Mambesak dan merupakan salah satu vocalis di grup "Mambesak". Dia menyanyikan beberapa lagu-lagu Mambesak seperti lagu "Emambo Simbo" bahasa Mamberamo, lagu "Ai Manggiryo" bahasa Biak dan lagu "Domidou" bahasa Mee-Paniai. Bersama sahabat-sahabatnya Arnold Ap, Sam Kapisa, dan beberapa teman-teman personil Mambesak. 

Selain aktif bernyanyi, melukis dan mengajar, Demmy Kurni turut berkontribusi dalam penulisan buku Ungkapan tradisional bahasa Biak Numfor dan Tehit, daerah Irian Jaya, 1986. 


Sosok Demmy budayawan Papua ini dikenang melalui karya-karyanya, ia bukan hanya seorang seniman, namun seorang guru yang kompeten mengajarkan anak didiknya.

"Terima kasih atas semua kasih sayang dan bimbinganmu dalam hidup dan perjuangan kami. Kau mengajarkan kami tentang warisan budaya kami, kau mengajarkan kami untuk bangga dengan siapa kami. Kau telah mengajarkan kami banyak lagu-lagu Papua. Ketika datang ke teater, Anda selalu super fokus dan kadang-kadang cukup ketat. Tapi kami tahu kau ingin kami mewakili orang-orang kami sebaik mungkin. Terima kasih atas semua ajaranmu....Paman Demmy yang terhormat, Terima kasih atas ajaran dan bimbinganmu. Anda telah membantu kami untuk mempromosikan budaya kami di Belanda dan Eropa....Setiap kali kami menyanyikan lagu favorit Anda 'Ro diwa ro baro Oridek' (Tanah di mana matahari terbit, Papua Barat), kami akan mengenang Anda."Kenang Oridek Ap anak dari Alm. Arnold Ap.

Post a Comment